PENDAHULUAN
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk
yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi
organisma hidup yang bersifat terwariskan (heritable).
Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar.mutasi kecil hanya
menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan
fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada
fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat.mutasi terjadi karena
perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya
sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
baik alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan
diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan.
Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :
- mutasi yang
terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen
yang terdapat dalam satu individu banyak sekali
- gen yang
bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab
individu segera mati sebelum dewasa
- gen yang
bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot
tidak akan terlihat
Istilah mutasi pertama kali dipergunakan oleh Hugo de vries,
untuk mengemukakan adanya perubahan fenotip yang mendadak pada bunga oenothera
lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena
adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga melaporkan peristiwa
mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun.
Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan
(1910) dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid
Morgan yang bernama Yoseph Muller berhasil dalam percobaannya terhadap lalat
buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X.
PEMBAHASAN
Pengertian Mutasi
Mutasi merupakan perubahan gen atau kromosom dari suatu
individu yang bersifat menurun. Individu yang mengalami mutasi disebut mutan
dan penyebab terjadinya mutasi di sebut mutagen.
Ada dua cara untuk mutasi gen dapat terjadi, yaitu
diturunkan oleh orangtua dan didapatkan selama hidup seseorang. Mutasi yang
diturunkan dari orangtua pada anaknya disebut mutasi turun-temurun atau mutasi
germline. Mutasi ini disebut mutasi germline karena terdapat pada sel telur dan
sel sperma, yang juga disebut sel germ (benih).
Mutasi yang hanya terjadi pada sel telur atau sel sperma,
atau yang terjadi tepat setelah fertilisasi, disebut mutasi de novo (baru).
Mutasi de novo dapat menjelaskan kelainan genetis di mana seorang anak
mempunyai mutasi di semua sel, tetapi tidak memiliki sejarah keluarga dengan
kelainan tersebut.
Mutasi yang didapat (somatik) terjadi pada DNA dari sel
individu pada suatu saat selama hidup seseorang. Perubahan ini biasanya
disebabkan oleh factor lingkungan, musalnya radiasi sinar ultraviolet dari
matahari, atau dapat terjadi jika terdapat kesalahan dalam pembuatan salinan
DNA selama pembelahan sel. Mutasi yang didapat pada sel somatik (sel selain sel
telur dan sel sperma) tidak dapat diteruskan pada generasi selanjutnya.
Mutasi dapat pula terjadi pada satu sel dalam embrio awal.
Saat sel-sel embrio membelah selama masa pertumbuhan dan perkembangan, suatu
individu akan memiliki beberapa sel dengan mutasi dan sel-sel tanpa perubahan
genetis. Keadaan ini disebut dengan mosaikisme.
Rangkaian DNA dapat berubah dalam berbagai cara. Mutasi gen
mempunyai efek yang bervariasi pada kesehatan, bergantung pada tempat
terjadinya dan ada tidaknya perubahan pada protein yang esensial.
Mutasi
ada 2,yaitu mutasi gen dan mutasi kromosom.
•
Mutasi gen ( Mutasi Titik ).
Mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik
pada taraf urutan gen (disebut
mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi
pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat
mengarah pada munculnya alel baru dan
menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Perubahan pada sekuens basa DNA
akan menyebabkan perubahan pada protein yang dikode oleh gen.Contohnya, bila
gen yang mengkode suatu enzim mengalami mutasi, maka enzim yang dikode oleh gen
mutan tersebut akan menjadi inaktif atau berkurang keaktifannya akibat
perubahan sekuens asam amino. Namun mutasi dapat pula menjadi menguntungkan
bila enzim yang berubah oleh gen mutan tersebut justru meningkat aktivitasnya
dan menguntungkan bagi sel.
Gambar Mutasi
titik(a) mutasi diam(b) mutasi salah arti(c) mutasi tanpa arti
Beberapa substitusi disebut mutasi diam (silent mutation)
jika perubahan kode genetik mutasi tidak mempengaruhi pengkodean protein.
Mutasi substitusi biasanya merupakan mutasi salah arti (misence mutation),
artinya kodon yang berubah tetap mengkode suatu asam amino walaupun tidak
selalu dengan arti yang benar. Tetapi jika mutasi titik mengubah satu kodon
untuk satu asam amino menjadi kodon stop, translasi akan dihentikan sebelum
waktunya, dan polipeptida hasilnya akan lebih pendek dibandingkan polipeptida
yang dikode oleh gen normal. Perubahan yang mengubah kodon asam amino menjadi
sinyal stop disebut mutasi tanpa arti (nonsense mutation). Hampir semua mutasi
tanpa arti mengarah pada protein nonfungsional.
Pasangan basa nitrogen pada DNA,
antara timin dan adenine atau antara guanine dan sitosin dihubungkan oleh
ikatan hydrogen yang lemah. Atom-atom hydrogen dapat berpindah dari satu posisi
ke posisi lain pada purin atau pirimidin. Perubahan kimia sedemikian disebut
perubahan tautomer. Misalnya secara tidak normal, adenine berpasangan dengan
sitosin dan timin dengan guanine. Peristiwa perubahan genetic seperti ini
disebut mutasi gen karena hanya terjadi di dalam gen. Mutasi gen disebut juga
dengan mutasi titik (point mutation).
Mutasi gen dapat terjadi karena substitusi basa N.
contoh mutasi titik
AGCGT GGCGT
TCGCA CCGCA
penyebab mutasi gen (mutasi titik):
•
Substitusi ( pertukaran ), adalah peristiwa pertukaran atau
pergantian basa nitrogen penyusun DNA, yang di bedakan menjadi :
•
Transisi adalah pergantian basa nitrogen sejenis, misalnya
antara basa purin dengan purin atau pirimidin dengan pirimidin. Contoh: A-T di
ganti menjadi G-S,S-G menjadi T-A.
•
Tranversi adalah
pergantian basa nitrogen yang tidak sejenis misalnya pergantian basa nitrogen
purin dengan pirimidin atau sebaliknya. Contoh : T-A di gantu menjadi A-T, G-S
menjadi S-G.
•
Adisi / Insersi ( penambahan ), peristiwa penambahan satu
atau beberapa basa nitrogen.
•
Delesi ( pengurangan), peristiwa pengurangan satu atau
beberapa basa nitrogen. Delesi ini dapat di sebabkan oleh infeksi virus dan
radiasi sinar radioaktif. Insersi dan delesi merupakan penambahan atau
pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen. Mutasi ini
mempunyai efek yang seringkali lebih berbahaya terhadap protein yang dihasilkan
daripadaa efek yang di timbulkan substitusi. Karena NRAd dibaca sebagai suatu
rangkaian triplet nukleotida selama translasi, maka insersi atau delesi
nukleotida dapat mengubah kerangka baca (kompleks triplet) kode genetik. Mutasi
seperti ini disebut mutasi pergeseran kerangka (frameshift mutation), yang akan
terjadi bila jumlah nukleotida yang dimasukkan atau dihilangkan bukan kelipatan
tiga. Semua nukleotida yang terletak di belakang daerah delesi atau insersi
dikelompokkan menjadi kodon secara tidak wajar dan menghasilkan mutasi salah
arti – terminasi sebelum waktunya. Jika pergeseran kerangka baca tersebut
sangat dekat dengan ujung gen, akan menghasilkan protein yang dipastikan tidak
fungsional.
•
Mutasi kromosom ( Aberasi kromosom )
Istilah
mutasi umumnya digunakan untuk perubahan gen, sedangkan perubahan kromosom yang
dapat diamati dikenal sebagai variasi kromosom atau mutasi besar/gross Mutasi
kromosom adalah mutasi atau perubahan materi genetik dapat disebabkan oleh
gangguan fisik dan kimia yang menyebabkan kesalahan di dalam pembelahan sel
(meiosis dan mitosis) sehingga merusak susunan kromosom atau mengubah jumlah
kromosom.
Perubahan struktur kromosom
Perubahan susunan kromosom dapat disebabkan oleh delesi
(penghilangan), duplikasi (penggandaan), inverse (pembalikan), dan translokasi.
•
Inversi adalah
peristiwa perubahan urutan lokus ( gen ) terbalik atau berpindah sebagai akibat
dari kromosom yang terpilin sehingga menyebabkan terjadinya penyisipan gen-gen
pada lokus dengan urutan yang berbeda dengan sebelumnya. Inversi di bedakan
menjadi dua, yaitu parasentris dan perisentris. Inversi parasentris adalah
perubahan urutan gen hanya terjadi pada satu lengan saja tanpa berpindah ke
lengan yang lain melewati sentromer. Adapun inversi perisentris adalah
perubahan urutan gen yang terjadi antara kedua lengan melewati sentromer.
•
Delesi, Pada proses delesi, lengan kromosom
patah dan kehilangan sebagian lokusnya. Patahan tersebut dapat menempel pada
lengan kromsom homolognya atau bebas tidak menempel pada lengan kromosom yang
lain.
Berdasarkan letak
patahan kromosom ,delesi dapat di bedakan menjadi dua, yaitu delesi interkalar
apabila patahannya terjadi di dua bagian sehingga menyebabkan bagian tengahnya
hilang dan delesi terminal apabila patahannya terletak pada ujung lengan kromosom.
Contoh pada delesi terminal adalah sindoma cri-du-cat.
•
Duplikasi ( penambahan ) adalah terjadinya penambahan lokus
dari patahan lengan kromosom homolognya. Duplikasi pada kromosom manusia dapat
terjadi pada kromosom X yang di sebut dengan fragile X syndrome.
•
Translokasi adalah terjadinya pertukaran gen dari suatu
kromosom ke kromosom lain yang bukan homolognya. Berdasarkan jumlah patahan dan
cara pertukaran patahan kromosomnua,translokasi di bedakan menjdai tiga, yaitu
: a. Translokasi tunggal, apabila patahan dari kromosom satu akan menempel pada
ujung kromosom lain yang bukan homolognya;b. Translokasi perpindahan, apabila
kromosom pertama patah di dua tempat dan kromosom yang satunya patah di satu
tempat. Patahan kromosom yang di dua tempat akan menyisip pada patahan kromosom
yang patahannya satu tempat.
•
Katenasi kromosom
mengalami patahan di dua tempat. Bagian atah ini lepas dan kromosom yang
besangkutan kemudian membulat, sehinggal ujung-ujung kromosom yang patah akan
saling berlekatan. Perbedaan antara keempat perubahan struktur kromosom.
Mutasi
kromosom terjadi karena perubahan jumlah kromosom
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah
kromosom (ploid) melibatkan euploid,aneusomi dan aneuploid.
•
Euploid (Eu = benar; ploid = unit)
Euploidi
merupakan mutasi yang melibatkan pengurangan atau penambahan dalam perangkat
kromosom (genom).
Makhluk
hidup yang terjadi secara kawin, biasanya bersifat diploid, memiliki 2
perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom). Organisme
yang kehilangan 1 set kromosomnya disebut monoploid. Organisme monoploid
memiliki satu genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom) dalam sel
somatisnya. Sel kelamin (gamet), yaitu sel telur (ovum) dan spermatozoa,
masing-masing memiliki satu perangkat kromosom. Satu genom (n kromosom) yang
disebut haploid. Sedangkan organism yang memiliki lebih dari dua genom disebut
poliploid, misalnya triploid (3n kromosom), tetraploid (4n kromosom),
heksaploid (6n kromosom). Poliploid yang terjadi pada tumbuhan misalnya pada
apel dan tebu. Poliploid pada hewan misalnya Daphnia, Rana esculenta, dan
ascaris. Poliploid dibagi menjadi dua, yaitu otopoliploid, terjadi pada
kromosom homolog, misalnya semangka tak berbiji; dan alopoliploid, terjadi pada
kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica (akar sepeti kol, daun mirip
lobak). Jenis-jenis euploidi, sebagai berikut.
1)
Monoploidi
Organisme
monoploidi memiliki satu genom (n kromosom)
dalam sel tubuhnya. Hal itu terjadi pada sebagian besar bakteri, fungi, alga,
lumut, dan serangga Hymenoptera.
Organisme monoploidi kurang kuat dan bersifat steril karena kromosom homolog
tidak memiliki pasangan selama meiosis.
2)
Diploidi
Organisme
diploidi memiliki dua genom (2n kromosom)
pada setiap sel somatis. Keadaan ini sangat menunjang fertilitas, keseimbangan
pertumbuhan, adaptasi, dan kemampuan hidup.
3)
Poliploidi
Organisme
poliploidi memiliki kromosom lebih dari dua genom (2n kromosom). Misal, triploid (3n),
tetraploid (4n), dan pentaploid (5n). Pengaruh poliploidi terhadap sel
atau individu, antara lain:
a)
terjadinya pertumbuhan raksasa;
b)
jumlah kandungan vitamin pada tumbuhan poliploidi lebih banyak;
c)
kesuburan atau fertilitas umumnya berkurang.
Sering
terjadi kekeliruan notasi antara jumlah genom (X) dan jumlah kromosom (n).
Tanda X dipakai untuk menyatakan jumlah genom. Setiap genom mempunyai jumlah
kromosom tertentu. Perhatikan tabel yang disajikan !
b.
Aneuploidi merupakan mutasi kromosom
yang tidak melibatkan perubahan pada seluruh genom, tetapi terjadi hanya pada salah
satu kromosom dari genom. Beberapa macam aneuploidi sebagai berikut. Monosomik
•
Monosomik adalah peristiwa hilangnya satu kromosom dari
sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n –1), sehingga menghasilkan dua jenis gamet, yaitu (n) dan (n–1).
2)
Nulisomik
Nulisomik
adalah peristiwa hilangnya sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n–2). Organisme yang mengalami nulisomik
menunjukkan ciri-ciri kurang kuat, kurang fertil, dan daya tahan hidup rendah.
3)
Trisomik
Trisomik
adalah organisme diploid yang memiliki satu kromosom ekstra atau tambahan
dengan rumus genom (2n + 1), sehingga
gamet yang dihasilkan adalah (n + 1)
dan (n).
4)
Tetrasomik
Jika
satu pasang kromosom berada dalam tambahan seperangkat kromosom organisme
dengan rumus genom (2n + 2) disebut
tetrasomik.
5)
Trisomik ganda
Trisomik
ganda, jika suatu organisme diploid dengan dua kromosom yang berbeda
masing-masing menghasilkan trisomik ganda dengan rumus genom (2n + 1 + 1).
Tabel
10.1 Variasi mengenai set kromosom yang lengkap
•
Aneusomi adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya
adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke
sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah).Aneusomi pada manusia dapat
menyebabkan:
•
Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah
kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner
berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular
disgenesis).
•
Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami
trisomik pada kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin
laki-laki, namun testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga
tidak bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta
payudaranya tumbuh.
•
Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom
gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk
mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal.
Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang
masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs.
•
Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom
autosom. kromosom autosomnya mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14,
atau 15.
•
Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada
autosom. Autosom mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18.
Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga
agak ke bawah dan tidak wajar.
Macam
– macam mutasi berdasarkan sel yang bermutasi:
•
Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel
somatik, yaitu sel tubuh seperti sel kulit. Mutasi ini tidak akan diwariskan
pada keturunannya.
•
Mutasi Gametik adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet,
yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma dan ovum pada manusia. Karena
terjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan kepada keturunannya.
Pada
umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal dan homozigot resesif.
Namun mutasi juga menguntungkan, diantaranya, melalui mutasi, dapat dibuat
tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul. Contohnya, semangka tanpa biji, jeruk
tanpa biji, buah stroberi yang besar, dll. Mutasi ini juga menjadi salah satu
kunci terjadinya evolusi di dunia ini.
Terbentuknya
tumbuhan poliploid ini menguntungkan bagi manusia, namun merugikan bagi
tumbuhan yang mengalami mutasi, karena tumbuhan tersebut menjadi tidak bisa
berkembang biak secara generatif.
Bahan-bahan
yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut MUTAGEN. Mutagen dibagi menjadi 3,
yaitu:
•
Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat
digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya
benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel
pada anafase.
•
Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar
radioaktif, dan sinar gamma. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
•
Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat
menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya
mutasi adalah DNA-nya.
Asam nitrat (HNO2) merupakan bahan kimia
mutagenic yang menyebabkan adenine (A) tidak lagi dapat berikatan dengan timin
(T) melainkan dengan sitosin (C). Hal ini disebabkan karena asam nitrat bekerja
dengan cara menghapus atau menhilangkan gugus amino, sehingga sitosin akan
berubah menjadi urasil, sedangkan adenine akan berubah menjadi hiposantin.
Hiposantin memiliki ikatan hydrogen serupa dengan guanine,
sedangkan urasil memiliki ikatan hydrogen serupa dengan timin. Akibatnya, pada
saat replikasi DNA, adenine (A) berubah menjadi hiposantin yang akan berikatan
dengan sitosin (C), sedangkan sitosin (C) akan berubah menjadi urasil dan akan
berpasangan dengan adenine (A). Perubahan ini berlangsung pada lokasi yang acak
pada DNA.
Bahan mutagenic yang lain adalah analog basa nukleotida.
Molekul – molekul ini memilki struktur serupa dengan basa nitrogen normal,
namun berbeda pada ikatan hidrogennya. Misalnya molekul 2-aminopurin merupakan
analog adenine (A), sehingga kedudukan adenine (A) adalah timin (T), namun
karena struktur 2-aminopurin, maka 2-aminopurin berpasangan dengan sitosin (C).
Hal yang sama juga terjadi pada 5-bromourasil.
Molekul 5-bromourasil merupakan analog timin (T), sehingga
kedudukan timin (T) dapat digantikan oleh 5-bromourasil. Pasangan timin (T)
adalah sitosin (C), namun karena struktur 5-bromourasil, maka 5-bromourasil
berpasangan dengan guanine (G). Bila analog basa nukleotida diberikan pada sel
yang sedang tumbuh, maka analog basa nukleotida tersebut akan secara acak
tergabung dalam DNA, sehingga pada saat replikasi DNA dapat menyebabkan
kesalahan pasangan basa.
Beberapa senyawa kimia mutagenik dapat menyebabkan mutasi frameshift (pergeseran pembacaan basa)
dan bersifat karsinogen, contohnya benzpiren, aflatoksin dan pewarna akridin.
Radiasi sinar X dan sinar gamma merupakan bahan mutagenic
akibat kemampuannya dalam mengionisasi atom dan molekul. Ion – ion radiasi
bergabung dengan basa DNA dan menyebabkan kesalahan pada replikasi DNA. Hasil
lainnya adalah putusnya ikatan kovalen pada tulang punggung gula-fosfat DNA,
dan menyebabkan patahnya kromosom.
Radiasi mutagenic lainnya adalah sinar ultraviolet (UV).
Sinar UV dapat menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen antara dua molekul
timin, menghasilkan timin dimer. Timin dimer ini menyebabkan kerusakan serius
dan kematian sel karena DNA dengan timin dimer tidak dapat direplikasi dan
ditranskripsi. Komponen sinar UV yang bersifat paling mutagenic adalah pada
panjang gelombang 260nm. Paparan sinar UV pada manusia dapat menyebabkan
terbentuknya banyak timin dimer pada sel kulit dan menimbulkan kanker kulit. Bakteri
dan organisme lain memiliki mekanisme perbaikan (repair) terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radiasi sinar UV.
Ada dua macam mekanisme perbaikan, yaitu perbaikan dengan cahaya (light repair) dan perbaikan tanpa cahaya
(dark repair).
Pada perbaikan dengan cahaya (light repair), bakteri memiliki enzim fotoliase yang menggunakan
energi cahaya visible untuk memisahkan ikatan dimer timin. Manusia dengan
penyakit xeroderma pigmentosum sangat sensitive terhadap paparan sinar matahari
dan tidak memiliki mekanisme perbaikan terhadap efek mutagenic radiasi sinar
UV, sehingga sangat berisiko .
Dampak mutasi
Akibat
yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi
bermacam-macam. Jika mutasi terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat
menimbulkan terjadinya kanker. Sedang jika terjadi pada sel generatif dapat
menimbulkan mutasi Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka
dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat
menyebabkan letal (kematian). mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan
usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi
berjalan terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan
muncul turunan baru yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah
peristiwa evolusi.
Pengaruh negatif mutasi buatan :
-
poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif
-
menguntungkan bila diperbanyak secara vegetative
Mutasi menyebabkan banyak sekali
dampak baik negatif maupun positif.
1. Dampak Negatif
Mutasi menyebabkan timbulnya beragam jenis penyakit
berbahaya seperti sindrom, kanker.
2. Dampak Positif
Walaupun mutasi bersifat merugikan tetapi dalam beberapa hal
juga berguna bagi manusia, misalnya:
a. Dapat meningkatkan hasil panen produksi pangan (gandum,
tomat, kacang tanah, kelapa poliploidi, kol poliploidi).
b. Dapat meningkatkan hasil antibiotika (mutan Penicillium).
c. Dapat memeriksa proses biologi (transpor elektron pada
fotosintesis, fiksasi nitrogen pada bakteri).
d. Proses penting untuk evolusi dan variasi genetik.
e. Dapat menambah keanekaragaman.
Manfaat Pengetahuan
mutasi
Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat
menimbulkan ionisasi pada sel-sel pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi
bila elektron terlepas dari suatu atom dan menggabung ke atom lainnya.
Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang terionisasi dapat menjadikan
gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan kimianya, fungsinya
berubah pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat
diamati pada generasi berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan
sinar X atau sinar-sinar lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari
eksperimen yang telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada
sel-sel generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada
keturunannya sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu,
pembuatan mutan dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu
dilakukan pada jumlah yang amat besar dan intensitas radiasi yang optimal.
Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan intensitas ini. Hal ini memerlukan
riset berulang kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang
dikehendaki.
Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau
lebih. Bagian-bagian ini dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom
lain, terjadilah aberasi kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom.
Jika hal itu terjadi pada sel generatif dan individunya tidak mati, maka
individu tersebut dapat mewariskan sifat-sifat barunya ke keturunannya. Radiasi
sebagai akibat peledakan-peledakan bom A dan bom H baik dalam peperangan atau
percobaan, radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir dan sampah
radioaktif, juga merupakan penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak
menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi pula, pada
umumnya gen-gen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot
resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan
penurun warisan yang telah berubah/bermutasi.
Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang
sudah dapat dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak.
Cara mendapatkan poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan
diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar.
Tindakan pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang
supaya di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap.
Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu mengadakan perkawinan
dengan jenis asal sebelum mutasi ,maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan keturunan
seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila
dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau individu. Hal ini sebenarnya
merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi dari sgala organisme.
Sebagai contoh adanya
mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasi - mutasi lagi dan
keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai beberapa generasi
kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan
nenek moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak
selalu menjadi species baru).
KESIMPULAN
Pada umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal
dan homozigot resesif. namun mutasi juga menguntungkan, diantaranya, melalui
mutasi, dapat dibuat tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul. Contohnya,
semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji, buah strowberi yang besar,dll.
Terbentuknya tumbuhan poliploid ini menguntungkan bagi manusia, namun merugikan
bagi tumbuhan yang mengalami mutasi, karena tumbuhan tersebut menjadi tidak
bisa berkembang biak secara generatif.
Mutasi gen dapat menyebabkan : Berkurangnya aktivitas
protein, protein berfungsi abnormal, proses metabolism terganggu, fenotip dapat
berubah. Adapun contoh penyakit yang disebabkan mutasi genetic antara lain:
kanker, Avian Influenza A ( H5 N1 ), Sindrom Turner, Sindrom Klinefelter,
Sindrom Jacob, Sindrom Down.
DAFTAR PUSTAKA
Salam, Abdul M.Sofro. 1994. Keanekaragaman Genetik. Yogyakarta:
ANDI OFFSET
Aryulina, Diah, Dkk. 2006. Biologi Jilid 3. Surakarta
: Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar